SESEORANG DARI MASA LALU


“Aku serius, Mbak. Kalau Mbak Tania mau, aku akan segera melamar Mbak Tania pada Pak Edi dan Bu Ratih.” Ia menyebut nama kedua orangtuaku.

“Ck!” Aku berdecak kesal, dan baru menyadari jika saat ini Fahry sudah menepikan mobilnya.

“Kenapa berhenti?” tanyaku.

“Karena hanya ini kesempatanku bisa bicara empat mata dengan Mbak Tania. Aku tau Mbak selalu menghindariku kalau di rumah.”

“Kamu mau ngomong apa?”

“Aku serius ingin meminang Mbak Tania. Kalau kata orang istilahnya itu turun ranjang.”

Aku menghela napasku. Aku memang pernah mendengar istilah semacam itu.

“Aku belum bisa membuka hati untuk orang lain, Ry. Siapa pun itu. Aku masih ingin seperti ini, bagiku Mas Farhan masih tetap hidup didalam hatiku, di dalam diri Khanza.”

“Sampai kapan, Mbak? Sampai kapan Mbak Tania menutup hati untuk pria lain. Meski bukan denganku, tapi Mbak Tania tetap memerlukan pendamping. Mbak masih muda dan cantik.”

“Entahlah, Ry. Kakakmu telah berhasil mengisi penuh hatiku, tak menyisakan tempat lagi untuk diisi oleh yang lain. Mungkin aku salah, karena selama ini terlalu mencintainya, sehingga Allah cemburu dan mengambilnya dari sisiku.” Aku mulai menyusut mataku. “Sudahlah, jangan bahas hal seperti ini lagi, Ry. Ayo pulang, aku takut Khanza kehausan.”

“Mbak ....”

“Jangan membahas apa pun lagi, Ry. Ayo kembali ke hotel.”

“Sejak melihat Mbak pagi itu tanpa jilbab dengan rambut yang tergulung ke atas, ditambah dengan aura yang memancar dari kehamilan Mbak Tania. Sejak saat itu aku selalu memikirkanmu, Mbak. Sejak saat itu aku selalu terbayang leher putih jenjang dan mulus milik Mbak. Sejak saat itu setiap bertemu Mbak aku selalu merasakan ada rasa yang aneh yang hadir dalam hatiku. Aku tak lagi hanya memandangmu hanya sebagai kakak iparku, tapi aku melihatmu sebagai seorang wanita dewasa yang menarik. Ada perasaan ingin memiliki Mbak Tania.”

Terus terang aku terkejut dengan pengakuan Fahry.

“Aku belum bisa mengatakan bahwa ini adalah rasa cinta, namun ada perasaan ingin melindungi Mbak Tania, terlebih setelah Khanza lahir. Bukan hanya Mbak, tapi aku juga ingin melindungi Khanza. Terlebih saat ini hubunganku dengan Nasya juga sudah berakhir. Bagiku sekarang aku hanya ingin menjadi pelindung bagi kalian bertiga, ibu, Mbak Tania dan Khanza. Kurasa sudah saatnya aku menggantikan peran Mas Farhan. Jadi maukah Mbak Tania mempertimbangkan keinginanku ini?”

Kuhela napasku panjang. Sebenarnya tak ada yang salah dengan niat Fahry. Sewaktu Ustazah Nurul datang ke rumah ibu pun, beliau pernah membahas hal ini padaku. Menurut beliau, Khanza membutuhkan sosok seorang ayah, dan akan lebih baik lagi jika sosok itu adalah Fahry, yang merupakan pamannya sendiri. Maka tak akan ada yang meragukan kasih sayang Fahry padanya.

Namun kala itu aku menolak mentah-mentah saran Ustazah Nurul. Bagiku itu semua tak mungkin terjadi, karena Fahry sudah punya kekasih dan bahkan sudah berencana untuk meminang Nasya. Mengingat tentang Nasya membuat bayangan mereka berciuman di sudut kolam renang tadi melintas kembali di kepalaku. Aku tersenyum miris, bagaimana mungkin adik iparku ini tiba-tiba saja mengatakan ingin meminangku, sementara baru beberapa menit yang lalu ia begitu bernafsu mencium wanitanya yang bahkan masih terbalut pakaian pengantinnya.

“Mbak Tania kok senyum?” Kurasa Fahry melihat senyumku.

“Kamu lucu, Ry. Baru beberapa menit yang lalu aku memergokimu mencium mempelai wanita, dan sekarang sudah mengatakan ingin meminang kakak iparmu. Apa kamu memang seperti ini? Mudah sekali mengobral janji? Jika kamu seperti ini bagaimana mungkin kamu bisa mendapatkan jodoh yang baik?”

Fahry menggaruk-garuk tengkuknya.

“Tadi itu ... tadi itu hanya kesalahan, Mbak. Aku benar-benar malu Mbak Tania memergoki kami. Tadi itu aku benar-benar hanya menuruti kemauan Nasya.”

“Kenapa harus menuruti kemauannya? Kamu tak punya kewajiban apa pun untuk menuruti kemauannya. Sekalipun ia mengancammu atau menangis di hadapanmu. Nasya sudah menjadi milik suaminya, Ry.”

“Maaf, Mbak. Aku hanya terbawa suasana tadi.”

“Jika nanti suatu saat Nasya kembali muncul di hadapanmu dan kembali memintamu melakukan hal seperti tadi bagaimana? Apa kamu masih akan seperti ini menuruti kemauannya?”

“Enggak, Mbak. Aku benar-benar khilaf tadi.”

“Sebagaik kakak iparmu aku hanya bisa menasihatimu, Ry. Jika suatu saat Nasya kembali namun ia masih berstatus sebagai istri orang, jangan pernah mau menuruti keinginannya seperti tadi lagi. Apa pun itu. Kamu tak punya kewajiban untuk menyenangkannya ataupun menuruti inginnya. Terlebih jika kamu juga sudah memiliki pasangan.  Jangan mencoba bermain api jika kamu tak mau terbakar.”

“Iya, Mbak. Aku janji enggak akan bertindak gegabah seperti itu lagi.”

***

Sebulan berlalu setelah kepulangan kami dari Bandung, tiba-tiba saja Nilam adikku berkunjung ke rumah kami.

“Aku disuruh ibu jemput Mbak Tania dan Khanza,” ucapnya setelah masuk ke dalam kamarku. Ia memandang ke sekeliling kamarku lalu berdecak kagum.

“Bagaimana Mbak bisa melupakan Mas Farhan jika Mbak masih saja menyimpan semua kenangannya seperti ini,” ucapnya lagi saat melihat berbagai properti seperti peci dan topi Mas Farhan masih tergantung rapi di dalam kamarku.

“Mbak memang tak ingin dan tak mungkin melupakannya, Nil.”

“Tapi Mbak Tania juga harus move on, Mbak. Mbak masih muda, perjalanan Mbak masih panjang.”

“Kamu sama saja dengan Fahry, Nil.”

“Mas Fahry pernah ngomong gitu ke Mbak? Pantesan ....”

“Pantesan apa?”

“Sudahlah, Mbak. Ayo segera bersiap. Ayah dan Ibu menyuruhku menjemput Mbak Tania.”

“Ada apa ya, Nil? Tumben banget!”

“Di rumah ada tamu yang mau ketemu, Mbak.”

“Tamu? Siapa Nil? Ada urusan apa mencariku? Kenapa enggak mencariku ke sini kalau memang penting?”

“Ihh bawel banget sih, Mbak. Nanti aja nanya langsung sama orangnya kenapa nggak ke sini padahal ini rum-“

Aku menatap adikku yang sudah mulai beranjak dewasa itu dengan rasa penasaran.

“Dari tadi ngomongnya kok putus-putus mulu sih, Nil? Kamu mau bilang apa sebenarnya?”

“Ah ... udahlah, Mbak. Ayo siap-siap. Pokoknya intinya ada seseorang dari masa lalu yang nyari Mbak Tania ke rumah. Jadi ayah menyuruhku ke sini menjemput Mbak dan Khanza.”

💦Bersambung💦

Jangan lupa tap love❤ dan tinggalkan komen ya kakak-kakak.

Bab
Sinopsis
1
SINOPSIS
2
PEDIHNYA KEHILANGAN
3
SEPARUH JIWAKU PERGI
4
SEMUA KEINDAHAN ITU TEL...
5
SELERA YANG SAMA?
6
RAHASIA TERPENDAM
7
SELAMAT MENGASIHI
8
DI SUDUT KOLAM RENANG
9
SESEORANG DARI MASA LAL...
10
AKU KANGEN
11
RONA BAHAGIA
12
ADA YANG ANEH
no_image
13
TAS BRANDED BERWARNA HI...
no_image
14
TAK SEDANG BAIK-BAIK SA...
no_image
15
MATA TAK BISA BOHONG
no_image
16
ADEGAN ROMANTIS
no_image
17
HANYA TERBAWA SUASANA
no_image
18
TAK BISA HIDUP TANPAMU
no_image
19
BAGAIMANA CARAKU MENGHA...
no_image
20
AKU, TANPAMU
no_image
21
HARUS PERCAYA YANG MANA...
no_image
22
TEMPAT CURHAT
no_image
23
MY LOVE
no_image
24
TROUBLE
no_image
25
INI HANYA SALAH PAHAM
no_image
26
JANGAN MENCARI TAHU
no_image
27
SATU ALASAN UNTUK BERTA...
no_image
28
AKU PERGI
no_image
29
LUKA DI ATAS LUKA
no_image
30
AKU TANPAMU
no_image
31
LELAKI DARI BALIK KABUT
no_image
32
TOLONG AKU
no_image
33
AURA KECERDASAN
no_image
34
SERANGAN MENTAL
no_image
35
TAK PERNAH MENGINGKARI...
no_image
36
PENYESUAIAN DIRI
no_image
37
BUKU AGENDA
no_image
38
KOMITMEN YANG TERKOYAK
no_image
39
DIA BUKAN AYAHMU
no_image
40
BANYAK YANG INGIN KUJEL...
no_image
41
AKU CEMBURU
no_image
42
HARAPAN KOSONG
no_image
43
TAK PANTAS MEMINTA MAAF
no_image
44
DIA DI MANA?
no_image
45
UNTUK APA DIA KE SANA?
no_image
46
KECEWA
no_image
47
BAGAIMANA KEADAANMU
no_image
48
DENDAM
no_image
49
BUNDANYA DIAPAIN?
no_image
50
DI SINI AJA
no_image
51
ANCAMAN TANIA
no_image
52
ES KRIM
no_image
53
DIA PENYAYANG ANAK-ANAK
no_image
54
AKU TULUS MENYAYANGINYA
no_image
55
MASIH BERHARAP
no_image
56
BELUM PUAS
no_image
57
DIA AYAHMU
no_image
58
KOSONG DAN GELAP
no_image
59
DI PARKIRAN BASEMENT
no_image
60
KEJUTAN UNTUKMU
no_image
61
AKU TAKUT HATIKU TAK SA...
no_image
62
TAK SANGGUP TANPANYA
no_image
63
CEMBURU
no_image
64
BAYI TAK BERNASAB
no_image
65
APA YANG TERJADI?
no_image
66
JANGAN TINGGALKAN AKU
no_image
67
BANGUNLAH!
no_image
68
ELEGI RINDU (End Season...
no_image
69
PERASAAN APA INI? (SEAS...
no_image
70
SENTUHAN TAK SENGAJA (S...
no_image
71
HIDUPKU TANPAMU (SEASON...
no_image
72
PEMANDANGAN PAGI (SEASO...
no_image
73
PENOLAKAN (SEASON 2)
no_image
74
WANITA GILA
no_image
75
MANIS SEKALI
no_image
76
MAMA DI SINI
no_image
77
KEINDAHAN SEKALIGUS KEP...
no_image
78
FANTASI
no_image
79
JANGAN TINGGALKAN AKU D...
no_image
80
BERADA DI SURGA (END)
no_image