#BERCAK_DARAH_DI_SPREI_KAMARKU
"Mas ...! Mas ...!"
Aku berteriak memanggil Mas Reyhan karena terkejut melihat noda darah di sprei kamar tidurku.
"Kenapa Dek?" tanya Mas Reyhan yang tergopoh-gopoh datang menghampiriku.
Aku tunjuk ke arah noda tersebut, jijik rasanya ketika melihat noda itu akan tetapi Mas Reyhan nampak santai. Namun, ada rasa gugup menyelinap sejenak dalam dirinya.
Dengan sigap, Mas Reyhan langsung mencopot sprei berwarna biru yang aku pasang sebelum pergi ke rumah ibu.
Ya, beberapa hari lalu aku memang pamit menginap di rumah ibu karena beliau sedikit kurang enak badan. Aku tak mengajak serta Mas Reyhan karena ia bilang ada lembur malam itu.
Setelah selesai melepas sprei, Mas Reyhan langsung memasukkannya ke mesin cuci dan memutar tombol cuci agar tak ada lagi drama di rumah ini.
Aku memang paling tidak suka dengan adanya noda darah, bagiku bukan hanya baunya yang tak sedap akan tetapi juga darah bisa di kaitkan dengan kotoran.
"Darah apa sih Mas? kok bisa-bisanya ada darah di sprei kita," tanyaku sembari bergidik jijik.
Mas Reyhan sedikit canggung, "Mungkin tikus berantem kali Dek," jawabnya.
Aku tak lagi membahas tentang hal tersebut, bagiku memang tak masuk akal tapi, apalagi yang harus di jelaskan toh Mas Reyhan juga baru saja pulang menjemputku siang tadi.
Aku membuka lemari dan mencari sprei lain untuk menggantikan sprei yang telah di cuci.
Praak!
Sebuah benda jatuh dari lemari, aku memungutnya. Parfum dengan botol kaca jatuh dari lemari. Sepertinya, parfum ini baru dan belum lama di pakai.
"Ini parfum siapa Mas?" tanyaku.
"Eh, itu parfum Mas beliin buat kamu, niatnya buat kejutan tapi, kamu udah tahu duluan. Yaudah, gagal kasih kejutan," jelasnya.
Entah mengapa, tiba-tiba hatiku merasa ada yang aneh dengan Mas Reyhan. Pria yang menikahi aku lima tahun lalu itu sepertinya memiliki gelagat yang sangat mencurigakan.
"Yaudah, kirain punya siapa," ketusku.
Malam itu pun berlalu begitu saja tanpa sebuah penjelasan. Aku pun tak banyak bertanya dan hanya sekedar membereskan kamar lalu tidur.
______
"Mas, kamu wangi banget pulang kerja gini. Mana wanginya kayak aku kenal ..." ucapku sore ini ketika Mas Reyhan pulang kerja.
"Hehe, Mas pake parfum kamu Dek tadi pagi," ungkapnya.
Aku membulatkan mulut kemudian membuatkan Mas Reyhan kopi hitam kesukaannya.
"Mas, besok aku ada acara keluarga mungkin pulang agak malem," pamitku.
"Iya udah ga apa-apa, tapi Mas gak bisa ikut ya," tolaknya saat aku menatapnya berharap ia mau ikut denganku.
Aah, percuma mungkin berharap suamiku ikut menghadiri acara keluargaku. Sebenarnya aku kecewa tapi, aku tak ingin memperbesar masalah yang sesungguhnya tidak perlu di besar-besarkan.
Keesokan harinya, dua orang datang ke rumahku. Teman kantor Mas Reyhan bernama Amanda dan Dony. Mas Reyhan sering cerita jika mereka adalah sepasang kekasih hanya saja Mas Reyhan baru sempat mengenalkan aku hari ini.
Itupun karena mereka mampir setelah menghadiri acara pernikahan sepupu Dony.
"Mbak aku numpang ke toilet ya," ucapnya.
Belum sempat aku memberitahu dimana kamar mandinya, Amanda sudah langsung pergi. Seolah ia sudah sering datang ke rumah ini.
Namun, aku tepis semua prasangka. Mungkin, tipe rumahku sama dengan rumahnya.
Setelah dari kamar mandi, Amanda langsung membuka tas nya dan menyemprotkan parfum ke tangannya. Parfum yang sama persis dengan milikku.
Namun, sekali lagi aku tepis rasa curiga dan prasangka buruk dalam diriku. Bagaimanapun, parfum itu di jual bebas di pasaran. Meski dengan harga yang tidak murah, akan tetapi semua bisa membelinya dengan mudah.
"Biasalah Mbak, lagi dapet jatah bulanan jadi agak risih kalau lama gak ganti," cetusnya.
Deg!
Darah dalam tubuhku mendesir begitu saja. Ada sesuatu yang sepertinya berbisik di telingaku dan menuntunku untuk mencari tahu, siapa Amanda sebenarnya? apakah semua hanya kebetulan saja?
🍂🍂🍂🍂