Penyesalan selalu terlambat hadir melingkupi jiwa yang sepi. Dan kini aku di hantam kehilangan. Karena Mentari yang dulu sinarnya bisa aku lihat, kini menghilang pergi.
~Erick Ibrahim~
Erick merasakan kehampaan yang luar biasa pada jiwanya. Apalagi mengingat mimpi semalaman yang masih terekam dalam ingatan . Dia melihat Mentari dan Gara jatuh ke dalam jurang, dan dia merasa sangat menyesal tidak bisa menolong mereka, lalu dia terbangun dengan keringat membanjiri tubuhnya. Setelah itu dia tidak bisa tidur lagi sampai shubuh. Mencoba merenungi ikatan rumah tangganya yang sudah terputus.
Mentari adalah gadis yang sangat baik ketika dikenalkan oleh keluarganya. Mentari cantik, ramah dan ke ibuan. Namun sayang, Erick tidak sedikitpun tertarik pada Mentari. Ibu memaksanya, dia mengatakan hanya Mentari yang cocok untuk mendampingi hidupnya. Ibu tidak pernah suka dengan Adelia. Menurut Ibu, Adelia hanya mau uangnya saja. Dia adalah parasit yang menjadikan laki-laki kaya sebagai alat untuk memuaskan hasrat hidup mewahnya. Wanita seperti itu tidak pantas untuk jadi istri, ketika suaminya jatuh dia akan mencari lelaki yang lain. Erick tidak pernah setuju dengan pendapat Ibu, Adelia baik dalam pandangannya. Matrealistis di zaman realistis adalah wajar bagi perempuan. Selama Erick bisa memenuhi gaya hidup mewahnya, toh tidak masalah.
Namun, Erick laki-laki modern yang harus terjebak tradisi jadul. Kehendak Ibu, tak bisa di tawar. Apalagi dengan ancamannya yang akan mencoretnya dari daftar waris keluarga Ibrahim, itu menjadi ketakutannya, di saat perusahaan yang dia bangun bersama temannya masih merangkak. Terpaksa tunduk pada titah Ibu dengan menikahi Mentari adalah pilihan yang tak bisa di tentang. Pernikahannya tidak bahagia, begitupun dengan Mentari.
Namun, Mentari berusaha tampil sempurna tanpa cela menjalani perannya sebagai istri, meski tidak di cintai. Tidak ada yang kurang dari dirinya, hanya Erick tidak pernah berusaha memberi kesempatan untuk mencintainya. Dan gilanya, Erick menyelingkuhinya. Tanpa sepengetahuannya, Erick menjalin hubungan kembali dengan Adel.
Erick tak tahan di teror rasa bersalah dengan menyakitinya. Maka keputusan cerai adalah solusi terbaik. Mentari berhak bahagia, dan dia akan merasa berdosa jika terus menahannya dalam luka yang dia beri. Dan Erick juga ingin bahagia dengan pilihan hidupnya. Tidak apa-apa di coret dari keluarga Ibrahim, toh ia sudah mempunyai perusahaan sendiri saat ini, yang sudah mulai maju.
Setelah putusan cerai di putuskan, Erick merasa bahagia sesaat. Ucapan Mentari yang mengatakan akan sujud syukur dan akan mengundang tetangga untuk syukuran penceraiaannya, jujur itu menghantam harga dirinya. Sebenci itukah Mentari padanya?
Lebih pahit, ketika dia mengatakan kalau Erick ayah yang buruk, benar-benar meluluh lantakan egenya teramat dalam. Erick baru sadar ada Gara yang dia lukai perasaannya dari penceraian ini. Bagaimana masa depan anak itu, jika tumbuh tanpa ayah. Bukankah dampak Fatherless itu sangat berbahaya akibatnya bagi masa depan anak, seperti yang pernah dia baca di sebuah majalah tanpa sengaja. Tapi semuanya sudah terlambat. Erick hanya berjanji akan memperbaiki sikapnya untuk jadi sosok ayah yang baik. Meski ayah dan ibunya tidak bersama.
Namun, Erick merasa ada hal yang di sembunyikan dari Mentari saat menemuinya seminggu yang lalu. Seperti ada sesuatu firasat bahwa kami tidak akan pernah bertemu lagi. Ya...Tuhan, apakah mimpi itu? dia harus menemuinya sekarang. Erick langsung bangkit dari duduknya, dan melarikan diri ke kamar mandi.
***
Tubuh Erick langsung lemas ketika mendengar penuturan Pak Satpam, Bik Sumi dan Pak Dadang jika Mentari pergi berlibur ke Jogja. Erick yakin dengan perasaannya, jika mantan istrinya pergi ke tempat yang tidak bisa di jangkau olehnya. Dia berlari menuju kamar mantan istrinya itu. Tidak di kunci. Dan yang membuat pikirannya makin kacau sertifikat rumah, mobil dan tabungan tidak ada yang di bawanya satupun. Menandakan bahwa dia tidak membutuhkan apapun dari dirinya.
Ada surat yang di tinggalkannya, yang langsung di robek oleh Erick.
Assalamu'alaikum.
Salam hormat untukmu Mas...
Aku minta maaf, jika di saat kamu membaca surat ini, aku sudah pergi sejauh mungkin dari jangkauanmu.
Maaf...beribu maaf aku ucapkan padamu, Mas. Maaf jika selama jadi istrimu, aku belum bisa membuat kamu bahagia. Maaf jika kehadiranku di hidupmu, menghadirkan luka di hatimu. Karena tak seharusnya aku ada di antara cinta kalian yang sudah terjalin kuat. Kejarlah cinta kalian, tanpa harus merasa aku akan jadi penghalang. Sekarang kita sudah bebas...lepas...untuk mengejar kebahagiaan masing-masing.
Dan untuk kata-kataku yang kemarin, maaf jika menorehkan luka di hatimu. Kata-kataku mungkin keterlaluan. Tapi percayalah aku tidak melakukannya. Mengundang tetangga untuk mensyukuri penceraian, itu adalah ide gila yang tak mungkin aku lakukan.
Soal Gara, biarlah untuk saat ini aku yang merawatnya, nanti jika aku sudah siap bertemu dan Gara mulai mengerti apa yang terjadi di anatara kita. Akan aku pertemukan kamu dengannya. Jangan pernah merasa bersalah, kamu tetap ayah untuknya.
Mungki hanya itu yang bisa kuungkapkan. Semoga kita bisa menemukan kebahagian kita masing-masing.
Mentari Azalea
Semangat hidup Erick mendadak runtuh. Dan tanpa sadar ia terisak dalam diam. Jadi ini alasan dari kehampaan hatinya dan firasat mimpinya. Kemana mereka pergi? Tanpa uang yang harusnya menjadi bekal kepergiannya. Tak ada satupun harta yang di bawanya dari rumah ini. Bahkan ketika ia cek kotak perhiasan, tak ada satupun perhiasan yang di bawa dari hadiah pernikahannya. Mentari dan Adelia adalah dua pribadi yang sangat jauh berbeda yang baru di sadari saat ini. Ibu bilang aku menukar berlian dengan arang.[]