Aku hanya bisa terpaku saat pemuda yang perawakannya tegap itu menghampiri. Ketika kami dekat, terukurlah tinggiku darinya. Hanya sedagu. Padahal sudah pakai heels. Wah, bagaimana kalau tak pakai hak tinggi ini.
"Mau dansa denganku?" tawarnya sambil mengulurkan tangan kanan dengan telapak terbuka. Jelas aku kaget diajak dansa pemuda tampan. Anak sultan pula.
"Eh, oh maaf sepertinya tidak!" tolakku dengan nada gugup pastinya. Jari-jariku pun mendadak gemetar. Aduh, perut juga ikutan mulas.
"Baiklah, tak apa. Bagaimana kalau kita lihat bintang saja di sana! Ayo!"
Karena tahu dia siapa, aku jadi tak bisa menolak ajakan pria ini. Seperti dihipnotis, aku pun mengikuti dari belakang ke mana ia melangkah.
Eh, ternyata lelaki itu melambatkan ayunan kaki. Sepertinya ia ingin jalan beriringan denganku.'Kan jadinya aku makin grogi.
"Siapa namamu?" tanyanya saat kami sudah jalan beriringan.
"Mutia," jawabku singkat. Untuk bicara begitu saja aku butuh keberanian kuat.
"Nama yang indah, aku Samuel, panggil saja Sam," terangnya. Kami berkenalan sambil tetap berjalan. Aku sih mengikuti saja apa yang pria itu lakukan.
"Iya, Tuan!" jawabku spontan.
"Hei, mengapa memanggilku tuan, aku tak suka itu!"
Sam menghentikan langkah saat berkata begitu. Ia menghadapkan badannya padaku.
"Lalu, panggil apa. Anda 'kan putra pemilik perusahaan ini. Saya merasa tak sopan kalau memanggil nama."
Pria muda itu malah tertawa mendengar penjelasan ketar-ketirku. Sepertinya meski orang kaya, ia tergolong bersahabat dengan yang tak sederajat sekalipun.
"Panggil apa saja, tapi jangan tuan, pak atau om. Apalagi kakek," candanya.
"Baiklah aku panggil abang saja, boleh tidak?"
"Boleh banget. Apalagi kalau kamu tambah belakangnya dengan kata spesial," timpal pemuda yang wajahnya pasti dirawat. Hampir tak ada setitik noda pun di sana. Licin juga sepertinya. Mungkin lalat akan jatuh jika berani singgah.
"Maksudnya?" tanyaku jadi penasaran. Kata istimewa apa, sih. Aku tak mengerti.
Pria yang memakai tuxedo itu tak menjawab. Dia malah melanjutkan perjalanan menuju tempat yang dikehendaki tadi.
Di balkon, kami berdiri di ujungnya. Dari sini dapat terlihat langit malam yang sedang bertaburan bintang. Kerlap-kerlip itu membuat pandangan jadi dimanjakan. Sungguh luar biasa kekuasaan Tuhan.
"Kenapa tak mau dansa?" tanya Sam sambil tetap menengadahkan kepalanya ke langit malam. Dari tadi ia begitu, belum menoleh juga padaku.
"Aku tak biasa bersentuhan dengan lelaki. Apalagi dalam posisi berhadapan sangat dekat," jawabku secara diplomatis.
"Oh, bagaimana kalau pacaran, apa tak dekat-dekatan?" selidiknya. Aku tak enak dengan kekepoan itu, tapi tak apalah jelaskan saja apa adanya.
"Aku tak punya pacar, tsk pernah pacaran juga."
"Oh, ya, masa? Gadis secantik kamu gak punya pacar. Ajaib! Adikku saja sudah tiga puluh kali ganti pacar!" serunya dengan mimik lucu. Asli sepertinya kaget beneran.
Kini giliran aku yang mangap. Ganti tiga puluh kali pasangan sudah seperti ganti baju! Masa iya segampang itu jatuh cinta terus pisah? Apa dong landasan hubungan serapuh itu? Benar-benar cinta di mulut saja. Menjijikkan!
Obrolan kami terhenti oleh seseorang dari arah belakang. Ternyata dia adalah asisten pria yang sedang bicara denganku.
"Maaf, Tuan muda, tuan besar mencari Anda!" ujarnya dengan nada dan gaya sopan sekali. Pantaslah sebab lelaki ini adalah anak majikan tertinggi. Pasti sangat dihormati.
"Ayo!" ajaknya padaku setelah mengiyakan ucapan orang itu.
Awalnya aku menolak masuk ke ruangan bersama dengannya. Khawatir buruk di pandangan orang lain. Terutama di mata tante Selvi dan dua putrinya. Mereka pasti akan sangat tak suka melihatku dekat dengan anak pemilik perusahaan.
"Kenapa?" tanya Sam saat mendapatiku menghentikan langkah.
"Anda duluan saja, saya tak enak!" terangku jujur
"Jangan begitu, ayo cepat jalannya!" paksa Sam. Hampir saja ia menarik tangan ini. Untung aku bisa menghindar.
Dengan langkah berat aku nengikuti langkahnya hiingga kami tiba di ruangan pesta kembali. Dan, yang kukhawatirkan terjadi. Banyak dari para wanita menatap tajam padaku. Pastilah mereka tahu siapa Sam sebab wajahnya terpampang jelas di layar lebar ruangan ini.
Aku hanya bisa pura-pura tak melihat sambil mencari keberadaan Selly. Semoga dia mau datang menyelamatkanku.. Tapi, sepertinya harapan itu tidak ada.
Karena harus menemui ayahnya, Sam pamit padaku. Dan, ya ampun suara lelaki itu tak bisa pelan apa. Jadlah orang di sekeliling mendengar kata-katanya. Duh, bagaimana aku menghadapi reaksi tak suka orang-orang ini nanti.
Argh, sudahlah. Biarkan saja orang mau bilang apa. Aku bukan sengaja mencari perhatian tuan muda, dia saja yang tiba-tiba mengakrabkan dirinya padaku.
Di tengah kebingungan, tiba-tiba ada satu tangan mencekalku. Dan, dari gayanya aku tahu itu adalah tante Selvi.
"Bagus, ya kamu menikam kami dari belakang. Rupanya kamu ke sini memang sengaja mau menggoda tuan muda. Dasar binal," cecar tante Selvi dengan suara pelan, tapi menekan. Matanya melotot, sedangkan rahang digembungkan. Pokoknya tampang itu seram.
Ya, ampun tuduhan buruk apalagikah? Ini 'kan bukan di rumah, apa tak malu kalau didengar orang. Aku ingin sekali menerangkan yang sebenarnyq, tapi rasanya percuma. Tetap saja dia takkan terima.
"Mah, aku pinjam kak Mut, ya. Ayo kak Mut!"
Untunglah pertolongan datang, Selly menyelamatkanku dari amukan ibunya. Ia pasti tahu aku dalam bahaya, maka cepat-cepat menyeretku.
Selamat, selamat!
*
Selly menarikku untuk menjauh dari tempat tante Selvi dan dua kakaknya. Entah mau ke mana. Yang pasti jadi dekat ke arah pintu masuk utama. Namun, langkah kami tertahan oleh suara host yang membahana di seisi ruangan
"Selamat datang kami ucapkan kepada tuan Morgan Aleando!"
Lalu, masuk seorang lelaki tinggi tegap diiringi dua lelaki lain di belakangnya. Dari tempat ini aku bisa jelas melihat wajah pria itu. Ia memiliki sorot mata yang tajam, ada bulu-bulu tipis tercukur rapi di sekitar rahangnya.
Dan, aduh jantungku serasa lompat sebab tatapannya mengarah padaku. Tajam sekali seperti elang mendapati anak ayam.
*
Nah, loh bang ewok yang mane?
Rasain deh pinisirin!
*.
Udah baca novel otor yang lainnya lum? Diih, ketinggalan roket kalau belum
Hayulah baca
*SUAMI PENDUSTA *BANGKRUT SAAT SELINGKUH *TERLANJUR NYAMAN *ISTRI RAHASIA KONGLOMERAT *CINTA SANG PILOT *STRONGER WITH YOU *CALON MANTU KYAI *LOVE YOU FISABILILLAH *DUDA MENTERENG *SENTUHAN SATU MALAM *DIMADU PASCA MELAHIRKAN *PENGANTIN BELIA *GADIS BELIA DAN BAYINYA *BOS KILLER *SELEPAS TALAK TIGA *PEMBUNUH SUAMIKU