🌸 HAPPY READING 🌸
🍂 Cerah mentari bersinar
Menebar sejuta asa
Diantara kisah remaja
Yang ceria dan penuh cinta 🍂
"Tidaaak! Kenapa baru sekarang mama kasih tahu Yeyen disaat mama kandung Yeyen sudah koma. Kenapa ma! Kenapa!" Teriak Yeyen saat mama Melinda mengajak Yeyen di ruang ICU
"Maafin mama,Yen. Semua ini mama lakukan untuk menjaga nama baik keluarga mama kamu. Karena mama hanya punya kamu,Yen." Tangis Melinda memeluk Yeyen.
"Jangan sentuh Yeyen,Ma! Yeyen benci sama mama! Mama membuat hati Yeyen hancur."
"Maafin mama Linda. Mama hanya ingin menyelamatkan kamu,Yen."
"Bulshit! Tahu ngak sih bagaimana perasaaan Yeyen melihat keadaan Mama Lili lemas ngak berdaya. Mikir,ma! Mikir!"
"Mama paham betul bagaimana perasaan Yeyen."
Melinda mencoba menenangkan Yeyen. Namun Yeyen bener bener terluka. Hingga sepatah katapun tak mampu ia ucapkan.
Hampir 22 tahun rahasia itu tersimpan rapat. Tak pernah sedikitpun terlintas dibenak Yeyen. Kalau dia hanya anak angkat Mama linda. Mama yang sangat dia sayangi.
Kalimantan - Solo jarak yang begitu lumayan jauh menenggelamkan sebuah kisah tersembunyi.
Melinda mengajak ke rumah Mama Lili. Lili yang beberapa tahun ini tinggal sendirian dirumah setelah orang tuanya meninggal. Lili anak tunggal dari pengusaha ternama di Solo. Setelah dia melahirkan Yeyen dengan sembunyi-sembunyi tak ada keinginannya untuk menikah. Walau dipaksa orangtuanya namun luka hatinya membuat dirinya pupus harapan.
Tanpa dia sadari penyakit kanker itu menelusuri setiap aliran darahnya.
Melinda baru mendengar kabar dari asisten keluarga Lili,setelah Lili dalam keadaan koma.
Yeyen memasuki kamar Mama Lili, dia periksa setiap kotak. Dia penasaran akan keberadaan Papa biadabnya. Papa yang ngak mau bertanggungjawab dan membiarkan Mama Lili berjuang sendiri dalam penderitaan.
"Dimana sih Mama Lili sembunyikan buku hariannya." Guman Yeyen terlihat kesal. "Aah!" Teriak Yeyen sambil mengobrak-ngabrik beberapa kotak di depannya.
Beberapa hari Yeyen menenangkan dirinya. Ia mencoba menerima penjelasan Mama Linda namun hatinya bener-bener tak bisa menerima atas perlakuan papa biadabnya.
"Ma,mama bangun ma. Ini Yeyen anak mama. Yeyen ingin merasakan pelukan mama. Maa!" Tangis Yeyen memegang tangan lemas tak berdaya itu.
Mata terpejam tak berdaya itu mengeluarkan airmata. Membuat Yeyen merasakan kepiluan yang mendalam.
***
Kembali Yeyen memeriksa setiap lemari,kotak dalam kamar Mama Lili. Ia tak akan puas sebelum mendapatkan yang ia inginkan. Hampir satu jam Yeyen membuka setiap buku yang ia temukan, namun diare itu tak juga Yeyen temukan.
Yeyen rebahkan tubuhnya yang kelelahan. Dan memejamkan matanya yang penat. Sejenak ia terlelap dalam tidurnya. Entah apa yang membuat Yeyen terbangun kaget. "Yiaah, kasur! Jangan-jangan mama naruhnta dibawah kasur ini."
Tanpa pikir panjang Yeyen angkat kasur itu. Mata Yeyen terbelalak, melotot melihat banyak foto-foto berserakan, kertas surat berlembar-lembar dan sebuah buku deary.
"Ini kan foto-foto aku dari aku kecil sampai gede, trus ini surat dari siapa dan deary ini." Yeyen dalam pandangan tak percaya.
Dia pandangi foto-foto itu satu persatu. "Yeyen ini foto kamu berusia 1 tahun, Mama kangen."
Disetiap foto Lili selalu tuliskan umur Yeyen dan keinginannya. Airmata Yeyen mengalir deras, ia rasakan kerinduan yang sangat mendalam dalam setiap kata-kata itu.
"Dear Lili.
Maaf aku telat kirim surat dihari ulang tahun Yeyen yang ke 17 ini. Yeyen mu tumbuh menjadi cowok yang tampan, pinter, dan membanggakan. Lili jangan kuatir aku akan menjaga Yeyen seperti putraku sendiri.
Melinda."
Sepucuk surat yang melelehkan hati dan airmata Yeyen.
"Tidaaak!"
Melinda berlari menuju sumber suara. " Yeyen!" Melinda tercengah melihat Yeyen dengan beberapa foto, surat dan deary di tangan.
"Tidaaak! Tidak,Yeyen! Kembalikan buku itu sama mama."
"Tidak,ma! Ini milik Yeyen sekarang. Dan tak akan ada seorang pun yang bisa mengurungkan niat Yeyen untuk balas dendam."
"Tidak,Yen! Jangan! Jangan kau hancurkan masa depanmu dengan dendam itu." Teriak mama Linda.
Yeyen berdiri dengan sesenggukan. "Ingat,ma! Ini janji Yeyen. Dan biarkan Yeyen melakukannya." Dengan sinis Yeyen menatap mama Linda.
Tatapan sinis menyeramkan yang pertama kali Melinda lihat dari mata Yeyen.
"Kenapa,Yen. Apa yang kamu lakukan." Melinda terduduk lemas disisi ranjang Lili.
***
Yeyen yang terbakar emosi dan dendam sedikitpun tak memiliki takut atau pun gentar. Dia lupa akan darah yang mengalir di tubuhnya.
"Pak Dadang! Aku ingin bapak lacak dimana keberadaan orang ini. Beserta keluarganya. Ingat! Jangan pernah bocorkan apapun yang aku perintah ke mama Linda." Ucap Yeyen ke asisten keluarga Mama Lili.
Tanpa komando dan tanpa disuruh kapan. Pak Dadang langsung bereaksi. Tak butuh lama buatnya melacak seseorang dengan bantuan beberapa orang kepercayaannya.
Belum ada seminggu semua info sudah ada ditangan Yeyen. Bahkan foto-foto keluarga ayah biadabnya telah ada di tangannya.
"Ye' su zen, tunggu aku ayah biadab."
"Ye li mei tak butuh waktu lama untuk mendekatinya." Guman Yeyen.
💫💫💫
UMS
Kampus terkenal di Surakarta menjadi sasaran pendekatan Yeyen. Bukan Yeyen kalau tak dapat menjadi mahasiswa di kampus itu. Fakultas Hukum bidikan utama Yeyen.
Wajah cakep, kulit putih, mata berputar, body atletis. Wanita mana yang tak akan tertarik. Senyum yang selalu menghias wajahnya. Menjadikan Yeyen pusat perhatian para ladies-ladies kampus itu.
"Anak-anak kita kedatangan mahasiswa baru. perkenalkan dirimu?" Ucap Pak Harsono dosen paling menakutkan di kampus itu.
Yeyen menebarkan senyumnya yang seksi. "Tak perlu nama panjang panggil saja aku Yeyen. Cowok keren asal Kalimantan. Oh ya selipkan nomer Wa kalian buat aku. Ok!"
Mata cewek-cewek diruang itu hanya melongo heran melihat ketampanan Yeyen. Namun dibangku tengah pinggir itu terlihat santai bahkan cuek. Dia asyik memainkan pensilnya.
Yeyen tak pedulikan dosen yang berdiri disampingnya. Ia melangkahkan kakinya menghampiri gadis itu.
"Kelihatannya hanya kamu yang tak peduli dengan ketampananku?"
Amei gadis keturunan cina itu hanya melirik. "Buatku biasa saja kok." Nada datarnya.
"Siapa namamu?"
Wajah sinis Amei tak pedulikan pertanyaan Yeyen. Dengan senyumnya Yeyen memegang dagu Amei. "Cantik, besok pasti kamu jadi pacarku." Yeyen melangkah menuju bangku kosong dibelakang Amei.
"Ok, sekarang kita lanjutkan pelajaran. Dan ingat aturan bapak. Tak ada sedikitpun suara sebelum bapak membuka waktu bertanya."
"Jangan keras-keras,Pak! Jadi rempeyek entar." Saut Yeyen.
"Hai,kamu!"
"Ya aku mahasiswa baru, tapi aku bisa mecat bapak kok?"
"Percuma negur kamu."
Pak Harsono pun melanjutkan mengajarnya. Penyampaian materi yang membosankan membuat mahasiswa menguap bergiliran.
Namun Yeyen dengan santai menggoda Amei. Terang saja membuat teman-teman cewek pada iri.
Wajah tampan memikat hati
Senyum manis lesung di pipi
Hai kak, makasih jejak jari
Jangan bosen tunggu lanjut cerita ini
🙏😊🙏