Jatah Ibuku Dan Mertuaku.
Bab 3
"Kamu yakin dengan keputusanmu itu?" ujar Andre kala aku memberitahunya rencanaku.
"Ya Ndre, mas Ferdy tega membohongiku, aku tidak perlu mempertimbangkannya lagi, jadi aku memutuskan untuk berpisah dengannya" ujarku dengan mantap.
Pria itu mengangguk, lalu pandangannya tiba-tiba terhenti pada koper besar yang kubawa.
"Apa kamu tidak akan kembali kesini lagi?"
"Aku belum tahu, aku ingin berada didekat ibuku, serta adikku, sepertinya mereka membutuhkan kehadiranku"
"Lalu bagaimana dengan pekerjaanmu?" tanya Andre membuatku sedikit berpikir.
Haruskah aku melepas pekerjaan itu, padahal aku sangat menyukainya.
"Jika kamu belum memutuskan, aku akan memberimu cuti, setelah masalahmu selesai, kamu boleh kembali" ujar Andre menjawab kebimbanganku.
"Baiklah, akan aku pikirkan, dan aku juga ingin meminta tolong padamu, jika mas Ferdy bertanya tentangku, katakan saja aku sudah dipindah tugaskan ke luar kota" ujarku berharap Andre bersedia melakukan apa yang kupinta.
"Lalu soal perceraianmu, bagaimana?"
"Aku akan mengurusnya setelah memastikan ibuku sembuh, untuk sementara aku ingin menghindari mas Ferdy, aku ingin ia merasakan kebingungan, untuk membayar cicilan mobil serta biaya hidupnya sehari-hari" ujarku dengan lirih.
💞💞💞💞💞
Akhirnya aku sampai juga ke kampung halamanku, ibu dan Mitha menyambutku dengan gembira, meskipun mereka merasa heran, dengan kedatanganku yang secara tiba-tiba.
"Kamu hanya datang sendiri, nak?" tanya ibuku karena tidak melihat keberadaan suamiku.
"Ya bu, soalnya mas Ferdy lagi sibuk, sedangkan aku sudah kangen sama ibu" ujarku terpaksa berbohong.
"Oh ya Rahma, ibu ingin sampaikan ucapan terima kasih pada suamimu, dia bersedia mengirim kami uang dari gajinya, karena kamu sudah tidak lagi bekerja" ujar ibu membuatku terperangah.
Mas Ferdy mengakui jika uang yang dikirimnya, merupakan hasil keringatnya?
Dasar bajin*an, kali ini aku benar-benar yakin dengan keputusanku untuk berpisah dengannya.
Lihat saja mas, bagaimana kehidupanmu sebulan ke depannya, setelah aku menghentikan jatah untuk ibumu, aku pastikan hidupmu tidak akan bisa tenang.
💞💞💞💞💞
Baru dua hari aku tinggal disini, mas Ferdy berusaha menghubungiku, mungkin dia sedang panik karena rumah yang ia tempati sudah ada pembelinya.
Kemarin Andre menghubungiku, jika ada yang berminat dengan rumahku, dan harganya pun sudah cocok.
Aku tersenyum puas mendapat kabar tersebut, itu artinya aku tidak perlu bersusah payah untuk mengusirnya keluar.
Karena pemilik rumah itu yang akan mengurusnya.
"Ya mas?" aku sengaja mengangkat panggilan darinya.
("Rahma, kenapa rumah ini kamu jual, apa kamu tidak memikirkan mas, mau tinggal dimana?") ujarnya terdengar kalut.
"Maaf mas, rumah itu bukan milikku lagi, pemimpin perusahaan tempatku bekerja terpaksa mengambilnya kembali, karena aku sudah diberhentikan" ujarku menciptakan kebohongan.
("Apa, kamu dipecat?") ujarnya yang semakin panik.
Rasanya aku ingin tertawa mendengar suaranya yang hampir putus asa.
("Mungkin kamu kerjanya tidak becus, makanya dipecat") ujarnya lagi dengan penuh kemarahan.
Aku heran dengan sikapnya, aku yang dipecat kenapa dia yang uring-uringan?
("Pokoknya kamu harus kembali bekerja, jika tidak dari mana mas membayar cicilan mobil, sementara mas sudah tidak bekerja lagi") ucapnya yang tanpa sadar memberitahuku hal yang sebenarnya.
Apa, jadi selama ini mas Ferdy benar-benar memanfaatkanku?