no_image
Sinopsis

Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana pria itu melecehkan adik iparnya, yang tak lain adalah Ibuku. Kedua lutut ini serasa lemas, dan mataku memanas. Tak ada yang bisa kuperbuat selain diam dan menyaksikan dari kejauhan.

"Habisi mereka!" perintah Om Rudi yang sudah membenahi penampilan, dan pergi begitu saja meninggalkan ke dua orang tua dan adikku.

“Bunuh dan jangan sisakan satu pun!”
Ada nyala marah dalam matanya. Seolah, melecehkan Ibuku, dan membunuh ayah serta adikku tidak cukup baginya. Aku tidak tahu, kenapa dia bisa sebenci itu pada kami.
Orang -orang suruhan pria bejat itu pun bergerak. Mendengar kata dihabisi, entah dapat kekuatan dari mana, aku yang tak bisa menahan diri lagi, ingin ke luar dari persembunyian dan menolong mereka.

“Baik, Tuan!”

Mereka menarik pelatuk, menyusul kemudian suara tembakan. Mereka membunuh seluruh keluargaku dengan brutal. Aku terlalu pengecut, untuk tidak ke luar dari persembunyian, karena sudah berjanji pada Ibu tidak akan melakukannya.

Napasku tersengal. Sedikit lagi aku akan berteriak kala darah mengucur dari tubuh Ibu, Ayah dan dua adikku sesaat setelah bunyi tembakan terdengar berkali-kali. Aku tak tahan dan ingin berlari menolong mereka dan membunuh semua penjahat itu.

“A ….” Seseorang membekap mulut hingga teriakanku tertahan sebelum terdengar.

“Stt. Diamlah. Aku utusan Ibumu!” bisiknya menekan. Air mata ini jatuh membasahi tangannya yang mengeras di mulutku.

Aku mengangguk tanda mengerti.

Inilah awal dari peristiwa yang mengubah hidupku. Seorang Arjuna yang berpenampilan sebagai Junia, sebagaimana wasiat Ibu lewat adiknya.

Tags

  • Tanggal diterbitkan
  • 10 Desember 2022
  • Kategori
  • Writing Contest 5
  • Status
  • Belum Selesai