Seandainya hati ini cuma buatan pabrik lokal, bukan anugerah dari yang maha perkasa, mungkin sudah remuk tidak berbentuk. Hancur lebur seperti kulit telur yang sudah dijemur kering terus di gilas mesin silinder pengeras aspal. Setegar apapun jiwaku, bohong kalau sampai bilang aku ra popo.
"Suami si Aliyah menggoda dan tergoda adik iparnya."
"Rasa kasihan pada adik ipar bukan alasan untuk seenaknya menyakiti istri. Dasar laki-laki tidak ada akhlak!"
"Duh, anak gadis yang selalu santun, kalem dan lugu tega merebut suami kakak kandungnya."
"Ipar itu maut. Jangan sekali-kali menyerahkan semua urusan rumah tanggamu selama kamu pergi lama kepadanya!"
"Kasihan sekali Aliyah, dibela-bela merantau meninggalkan suami dan anak demi membantu perbaikan ekonomi keluarga. Balasannya cuma ditinggal selingkuh!"
Sudah tidak ada lagi suara yang mampu aku dengar. Dunia berputar seperti gangsing. Gelap.
